1. Banjir Yellow River - 1931, Cina [Korban tewas: 1.000.000 - 4.000.000]
Bencana banjir di Yellow River (Huang He) tahun 1931 hingga saat ini
tercatat sebagai bencana alam paling mematikan dalam sejarah umat
manusia dan juga dalam abad 20 (jika pandemik yang menyertainya tidak
dihitung). Perkiraan jatuhnya korban jiwa adalah sebanyak 1 juta hingga 4
juta nyawa.
Kematian dalam jumlah yang luar biasa itu tidak hanya dikarenakan hanyut
atau tenggelam disapu banjir, tapi juga akibat wabah penyakit dan
kelaparan. Antara bulan Juli dan November, beberapa wilayah daratan
seluas 88.000 km persegi seluruhnya dilanda banjir, dan sekitar 21.000
km persegi lainnya hanya bagian tertentu saja yang disapu banjir. Hingga
saat ini Yellow River (SUngai Kuning) di Cina ini sering disebut
sebagai "Derita Cina (China's Sorrow) karena telah menelan jutaan korban
jiwa manusia akibat banjir.
2. Banjir Sungai Kuning (Yellow River) - 1887, Cina [Korban Jiwa: 900.000 - 2.000.000]
Yelow River (Huang He) di Cina ssat itu menjadi rawan banjir akibat
perluasan besar-besaran wilayah daratan di sekitarnya. Tahun 1887 Yellow
River meluap dahsyat dan membanjiri wilayah-wilayah tersebut dan
mengakibatkan tewasnya antara 900.000 hingga 2.000.000 orang. Bencana
alalm ini tercatat sebagai salah satu yang paling mematikan yang pernah
terjadi di muka bumi.
Selama berabad-abad, para petani yang tinggal di sekitar Yellow River
telah membuat bendungan-bendungan untuk menampung luapan air yang
disebabkan akumulasi endapan di dasar sungai. Pada thaun 1887, naiknya
air laut dan hujan deras yang berlangsung terus menerus selama
berhari-hari menyebabkan bendungan-benfungan itu meluap menimbulkan
banjir besar dimana-mana.
Air bah dari Yellow River diperkirakan menghantam melalui
bendungan-bendungan di Huanyankou, dekat kota Zhengshou di provinsi
Henan. Karena datarannya yang relatif rendah, banjir ini menyebar cepat
menyeberang ke Cina bagian utara, melubgkupi area seluas 50.000 mil
persegi, menyapu daerah-daerah pertanian dan pusat-pusat bisnis. Setelah
banjir, dua juta orang kehilangan tempat tinggalnya. Wabah penyakit dan
minimnya persediaan bahan pokok ikut menambah banyak daftar korban
tewas.
3. Topan Bhola - 1970, Bangladesh [Korban Jiwa: 500.000 - 1.000.000]
Tanggal 12 November 1970 topan Bhola yang merupakan topan tropis yang
ganas menghantam Pakistan Timur (sekarang Bangladesh). Topan ini
merupakan badai topan tropis paling mematikan yang pernah tercatat di
muka bumi dan salah satu bencana terdahsyat di era moderen. Lebih dari
500.000 orang tewas dan kebanyakan diakibatkan oleh banjir di
pulau-pulau berdataran rendah di sekitar delta sungai Ganga.
Penanganan yang buruk oleh pemerintah Pakistan Timur saat itu sangat
buruk dan menuai kritikan keras dari dunia internasional. Topan ini
mulai berubah menjadi badai tropis yang ganas pada 11 November dan mulai
berbelok ke timur laut saat mendekati ujung teluk. Badai ini bergerak
hingga kecepatan 185 km/jam dan menyebabkan hancurnya garis pantai
Pakistan Timur dalam semalam tanggal 12 November dibarengi oleh naiknya
gelombang pasang.
4. Topan India - 1839, India (Korban tewas: 300,000+) Lokasi dekat Corina
Tahun 1839, gelombang pasang setinggi 40 kaki yang disebabkan oleh topan
dahsyat menyapu kota pelabuhan di Coringa mengakibatkan setidaknya
20.000 rumah hancur dan 300.000 orang tewas. Ini bukan bencana pertama
yang terjadi di Coringa: tahun 1789 terjadi tiga kali gelombang pasang
yang juga disebabkan oleh topan dan menghancurkan kota di mulut sungai
Ganga itu serta menenggelamkan hampir semua kapal-kapal dan
mengakibatkan tewasnya 20.000 orang.
5 Gempa Bumi dan Tsunami di Sumatra (korban tewas 230.000)
Inilah bencana alam paling mematikan di awal abad 21. Gempa bumi ini, di
kalangan ilmuwan disebut sebagai gempa bumi Sumatra-Andaman, merupakan
gempa bumi bawah laut yang terjadi pada jam 00:58:53 UTC (07:58:53 pagi
waktu setempat) pada tanggal 26 Desember 2004 dengan episentrum di lepas
pantai barat Sumatra, Indonesia. Gempa bumi dahsyat ini memicu tsunami
di sepanjang pantai-pantai yang berbatasan dengan Samudera Hindia dan
menimbulkan korban yang sangat besar dan menghancurkan
pemukiman-pemukiman di dekat pantai.
Gempa ini pada awalnya tercatat berkekuatan 9.0 skala Richter, tetapi
kemudian meningkat antara 9,1 dan 9,3. Dengan kekuatan seperti ini
menjadikannya gempa bumi terdahsyat kedua yang pernah direkam di muka
bumi (gempa dengan kekuatan terbesar adalah gempa Valdivia tahun 1960).
Gempa sedahsyat ini mampu membuat seluruh planet bumi bergetar hampir
setengah inch atau lebih dari satu sentimeter. Di Aceh, Indonesia,
lokasi dimana sebagian besar korban jiwa berasal bahkan hingga beberapa
bulan setelah hantaman tsunami, maya-mayat korban tsunami masih
ditemukan dimana-mana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar